Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 04 November 2013

Musik

1.     MUSIK NUSANTARA
A. Gambaran Umum Nusantara
Nusantara nerupakan istilah yang kita kenal dari sejarah kerajaan majapahit ( 1293-1520 ), diperkirakan berpusat di sekitar lembah sungai Brantas, dekat kota kediri jawa timur. Berdasarkan catatan-catatan yang digubah Empu Prapanca ( 1365 ) berjudul Negara Kartagama, kerajaan Majapahit menguasai Sumatera, beberapa daerah jazirah Melayu, Mentawai,Brunei dan Tanjungsari di Kalimantan, serta sederet tempat di timur jawa, mulai dari Bali, Makasar, Banda dan Maluku.
Disini kita diberi gambaran kerajaan yang kurang lebih seluas Indoneisa modern plus Malaya.
Pendapat bahwa daerah-daerah tersebut dikuasai Majapahit diperkuat oleh fakta adanya alat musik asli Jawa seperti gamelan majapahit di daerah tersebut. Gamelan tersebut sampai sekarang masih ditemukan di daerah kalimantan timur dan selatan. Namun diseluruh kepulauan nusa tenggara, hanya bali yang kaya inventaris gong. Drum tembaga kuno bisa ditemukan di kepulauan Kai. Gong-gong yang disusun secara vertikal dari ukuran kecil sampai besar, ditemukan di sepanjang pantai kepulauan nusa tenggara termasuk kepulauan kai dan daerah pantai di papua. Kapan dan dagaimana gong-gong tersebut menyebar sampai kesana, belum dapat diketahui. Namun, alat musik gamelan baik besar maupun kecil dianggap sebagai simbol kuat kerajaan besar. Maka kemungkinan penyebaran alat-alat musik tersebut adalah sebagai simbol adanya pos-pos tempat para utusan istana majapahit bekerja dan juga sebagai representasi meluasnya kekuasaan dan pengaruh kerajaan majapahit.
B. Sejarah Perkembangan Musik Indonesia
Pertumbuahan budaya musik Indonesia memang terasa unik. Ini bisa jadi disebabkan oleh kurangnya fitur-fitur pemikir kesenian musik. Kita masih terlena akan kekayaan berbagai macam tradisi klasik dan etnik, namun belum mampu membuatnya dalam komposisi yang ideal dan berwawasan Nusantara.
Musik Indonesia berkembang melalui tahapan-tahapan yang seakan tidak jelas. Sebab, secara historis musik Indonesia tidak berkembang dari komposisi dan praktik yang musikal semata-mata, tetapi lebih sebagai praktik untuk memenuhi kebutuhan hiburan musik yang ringan. Musik barat misalnya, dibangun dari perkembangan teknis komposisi dan praktik musik yang disusun dalam zaman dan gaya musik. Ini tidak terjadi di Indonesia sebab jenis komposisi musik yang dihasilkan masih berkisar pada musik vokal seriosa yang mendekati art-song (leader) dan musik vokal populer yang terang-terangan berbentuk nyanyian (song form).
Budaya musik di seluruh nusantara adalah bentuk kesenian yang bersifat tradisi dengan tingkat penciptaan yang relatif rendah, banyak improvisasi, ditangani secara amatir, serta komposisinya tidak memiliki sistem yang jelas dan tidak dapat dihitung bila dilihat dari standar musik barat. Budaya ini diwariskan secara lisan dan makin lama makin miskin perkembangan dan peminatnya. Selain itu musik nusantara biasanya hanya dinikmati di suatu daerah tertentu, terutama karena kendala bahasa. Musik ini juga tidak mengenal tradisi kritik, ia hanya berguna untuk menciptakan suasana kebersamaan.
Sepintas budaya musik Indonesia merupakan ragam budaya yang banyak berakar pada kepercayaan tentang dunia leluhur dan pemikiran mistis. Perubahannya lebih banyak ditentukan oleh benturan budaya.
Benturan budaya yang pertama adalah dengan Hinduisme dan Budhisme, hingga melahirkan gamelan sebagai produk istana hindu di Jawa. Benturan berikutnya muncul sekitar abad XV di nusantara bagian barat bersamaan dengan penyebaran agama islam. Para pedagang arab yang beragama islam memperkenalkan alat musik yang baru bagi orang Indonesia yakni gambus dan rebana sehingga lahir orkes gambus. Di nusantara bagian timur benturan budaya terjadi dengan datangnya para pelaut Portugis dan Spanyol. Saat itulah masuk sistem solmisasi untuk nyanyian diatonik dalam tradisi rakyat serta masuknya alat musik gitar, cavaquinho (ukulele), biola, cello dan flute. Alat-alat ini nantinya mendasari lahirnya musik keroncong.
Selama masa kolonialisme, belanda tidak pernah memperkenalkan budaya musik eropa yang sesungguhnya kepada masyarakat Indonesia. Mereka hanya meneruskan tradisi solmisasi dalam bernyanyi orang Portugis dan Spanyol. Hal ini biasanya dilakukan untuk alasan penyebaran agama dan mendukung kolonialisme.
Pada masa pendudukan Jepang lahirlah musik nasional, yakni keroncong. Sebelumnya keroncong hanya dimainkan oleh orang-orang berdarah campuran Eropa-Asia, tapi kemudian mereka banyak ditangkap oleh Jepang. Kekosongan pemain dan penyanyi keroncong diisi oleh para penyanyi Indonesia. Keroncong juga dipakai oleh Jepang sebagai satu-satunya musik nonbarat untuk kepentingan propaganda mereka. Setelah Jepang kalah perang, keroncong lebih banyak bertemakan protes dan menggunakan bahasa Indonesia. Salah itulah musik keroncong benar-benar menjadi musik Indonesia.
Dengan pesatnya perkembangan media massa elektronik setelah perang dunia II, musik-musik pop barat (terutama dari Amerika Serikat) menyebar ke seluruh dunia. Di Indonesia juga tumbuh musik barat yang dikembangkan dengan brass instrument (alat tiup logam seperti terompet, saxofon, trombon) untuk nightclub. Jazz dan blues pun mulai berkembang. Perkembangan bioskop sekitar tahun 1960 mempopulerkan musik hindustan. Irama musik dan lagu dari India ini mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Perpaduannya dengan musik Melayu kemudian melahirkan jenis musik dangdut.
Keroncong dan dangdut menjadi musik yang dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kedua jenis musik ini juga dapat berpadu baik dengan musik barat dan terbukti mampu melantunkan lagu-lagu dari aliran berbagai musik dunia dengan mengubah iramanya seperti keroncong atau dangdut jazz, rock, R&B dan lain-lain.
Pada tahun-tahun berikutnya musik pop dan rock mencapai puncak kejayaannya. Berbagai lagu dari penyanyi barat menyerbu Indonesia. Misalnya The Beatles, The Rolling Stones, The Bee Gees, Elvis Presley, The Everly Brothers, ABBA dan sebagainya. Namun, keroncong dan dangdut tetap memiliki penggemar tersendiri yang jumlahnya tidak sendiri.
Cepatnya perkembangan media elektronik seperti televisi, komputer dan perangkat multimedia serta turunannya yang amat banyak juga berdampak pada musik Indonesia. Berbagai aliran musik barat yang baru juga turut berkembang di Indonesia. Munculnya MTV, internet dan sistem digital untuk karya musik telah banyak mengubah citra musik. Dari hal yang bersifat renungan (kontemplasi) ke gairah (sensasi) serta dari rasa (estetika) ke rangsangan (sensualitas).
C. Nasionalisme dalam Musik
Walaupun sebenarnya keroncong lahir di daerah Tugu, jakarta, adanya pemancar radio di solo pada masa perang dunia II membuat kota tersebut menjadi pusat perkembangan musik keroncong di Jawa hingga keroncong banyak dihubungkan dengan masyarakat jawa. Di tahun 1940 komposer Gesang membuat lagu 'Bengawan Solo' dengan lirik yang orisinil/asli Indonesia. Hal ini dipandang sebagai kepeloporan tidak sengaja ide nasionalisme dalam musik prapoklamasi. Lirik yang asli Indonesia juga bisa dilihat pada lagu "Di Bawah Sinar Bulan Purnama" karya A. Maladi. Begitu pula, R.A.J. Soedjasmin yang menggabungkan karya musik dan puisa-puisi karya Chairil Anwar dalam orkestrasi. Ini merupakan nada nasional pertama yang mencerminkan jiwa sebenarnya tanah air Indonesia.
Nasionalisme dalam musik merupakan pemakaian bahan-bahan yang bercirikan kebangsaan dan kedaerahan dalam musik itu sendiri. Bahan-bahan tersebut dapat berupa musik rakyat yang sesungguhnya, melodi atau ritme yang menginggatkan pada musik rakyat, dan unsur-unsur non musikal yang berasal dari cerita atau mitos rakyat atau sastra nasional.
Globalisasi yang kini terjadi sedikit banyak akan mengakibatkan pergeseran nilai-nilai dari yang tradisional ke yang lebih modern (barat). Untuk itu diperlukan kemampuan memanfaatkan lingkungan sekitardan percampuran dengan budaya Indonesia untuk membentuk musik yang bersifat nasional. Karena sangat sulit menggunakan suatu tradisi musik etnik di nusantara sebagaimusik nasional yang disebut sebagai musik Indonesia. Nasionalisme dalam musik akan melengkapi sejarah musik dan dapat mengangkat lagu-lagu rakyat serta melodi-melodi lokal dengan membaurkannya menurut aturan orkestrasi barat.
D. Ragam Musik Nusantara
Ada banyak ragam musik di Indonesia. Ada musik tradisi dan musik modern. Semuanya mempunyai ciri khas sendiri yang memperkaya khasanah musik di negari kita. Sebagian besar musik itu digunakan untuk fungsi hiburan. Dari sekian banyak musik yang ada, kita bisa mengelompokkannya berdasarkan jenis lagunya seperti berikut ini.
1. MUSIK ANAK-ANAK
Musik untuk anak-anak memiliki bentuk yang sederhana dan kalimat lagu yang digunakan tidak terlalu panjang. Tema lagu disesuaikan dengan jiwa anak-anak yang masih polos. Bahasanya sederhana dan mudah ditangkap, tidak perlu banyak kata kiasan atau ungkapan yang berbelit-belit. Jumlah nada yang dipergunakan untuk menyusun melodi tidal lebih dari 10 buah nada. Makin sedikit jumlah nada yang dipergunakan dalam menyusun melodi lagu, makin berbobot lagu tersebut. Rentang atau jarak nada dari yang paling tinggi ke yang paling rendah dalam lagu untuk anak-anak pun tidak terlalu lebar. Begitu pula lompatan nadanya. Sebab ambitus suara anak-anak masih sempit dan sedang dalam masa perkembangan. Rentang nada yang terlalu lebar akan sulit dinyanyikan anak-anak.
Isi lagu anak-anak harus bersifat mendidik ke arah yang positif. Misalnya mengagungkan nama Tuhan, cinta tanah air, sayang orang tua, lingkungan, serta contoh-contoh perbuatan tingkah laku yang baik lainnya.
2. MUSIK DAERAH
Tanah air Indonesia kaya sekali dengan lagu-lagu daerah. Hampir tiap daerah memiliki lagunya sendiri-sendiri yang berisa gambaran kehidupan masyarakat setempat secara umum. Laguklagu daerah biasanya dinyanyikan pada kesempatan upacara adat dan perhelatan lainnya. Walaupun ada lagu-lagu khusus yang aturannya tetap dan bersifat magis untuk ritual adat dan keagamaan, kebanyakan lagu-lagu daerah dipakai sebagai sarana hiburan masyarakat dan dekat dengan rakyat jelata. Akibatnya, lagu-lagu daerah juga seringkali disebut lagu rakyat. Lagu daerah memiliki ciri serta karakter sendiri. Bahasa dan gaya yang dipergunakan sesuai dengan bahasa dan gaya daerah setempat. Bentuk dan pola serta susunan melodinya masih sederhana sehingga mudah untuk dikuasai masyarakat daerah setempat.
3. MUSIK PERJUANGAN
Setiap bangsa tentu memiliki cara tersendiri dalam menanamkan sikap cinta tanah air dan bangsa, kepahlawanan, dan nasionalisme. Salah satunya melalui lagu perjuangan. Irama lagu perjuangan biasanya penuh samangat bahkan tidak jarang ditutup dengan akhir yang semarak (maqulin ending). Lagu yang mengagungkan kebesaran bangsa dalam upaya mencapai kemerdekaan, kemakmuran, dan kebenaran biasanya berbentuk hymne.
4. MUSIK KERONCONG
Banyak para ahli berpendapat bahwa musik keroncong merupakan peninggalan bangsa portugis di Indonesia. Namun data yang merupakan bukti otentik yang menunjukkan bahwa irama keroncong milik bangsa portugis sudah tidak ada bekasnya. Bahkan bentuk instrumen musik keroncong secuil pun tidak kita temukan di negara portugis maupun bekas negara jajahannya di timor leste. Musik ini sudah memiliki bentuk sendiri yang unik dan hanya terbentuk di Indonesia.
5. MUSIK STAMBUL
Stambul merupakan variasi dari keroncong. Istilah stambul sebenarnya berasal dari kata Istambul atau Konstantinopel (ibukota negara Turki). Jenis musik stambul mulai muncul sekitar permulaan abad ke- 20. Saat itu mulai muncul rombongan musik keliling dari kota ke kota. Rombongan tersebut selalu membawa tenda yang cukup luas untuk pentas maupun penonton. Dalam pertunjukkan yang mereka pentaskan banyak sekali diambil cerita dari kisah seribu satu malam, yang ceritanya berkisar di kota Istambul. Lambat laun nama sandiwara keliling twrsebut lebih populer dengan nama sandiwara stambul. Lagu yang mereka ciptakan untuk keperluan pentas hanya berjumlah delapan dan diberi nama stambu I sampai dengan stambul VIII.
6. MUSIK POPULER
Pengertian populer mengandung dua makna. Pertama, musik yang sedang disenangi oleh masyarakat pada kurun waktu tertentu. Lagu yang sedang populer akan selalu terdengar setiap saat. Bahkan orang merasa ketinggalan bila mereka belum menyanyikan lagu tersebut. Lagu populer suatu daerah belum tentu sama dengan daerah lain.
Kedua, jenis lagu yang disajikan dengan mengutamakan teknik penyajian dan kebebasan dalam menggunakan ritme dan jenis instrumen bukan karena bentuk, pola maupun komposisi lagu. Permainan ritme yang kuat ditunjukkan dengan teknik permainan drum dan gitar bass yang menggebu-gebu. Ritmenya bersifat alamiah sehingga orang mudah untuk mencernanya. Aksesori dan gaya yang beraneka ragam ditampilkan oleh musisi-musisi populer memiliki tujuan agar lebih menghayati lagu yang sedang dipentaskan.
7. MUSIK SERIOSA
Pengertian seriosa merujuk pada teknik pengungkapan lagu secara sungguh-sungguh, bukan pada bentuk atau komposisi lagu. Dalam musik seriosa seorang penyanyi harus mampu mengungkapkan lagu secara serius. Penyanyi harus melalukan interpretasi secara tepat agar mampu mendekati kemauan sang komponis dan luluh ke dalam lagu tersebut. Sehingga ia mampu menjadi subjek/pelaku dari tokoh lagu tersebut.
Teknik vokal yang baik harus dikuasai secara mapan dalam musik ini. Improvisasi kalimat lagu dengan berbagai ornamenasi harus mampu mengembang secara baik. Teknik pernapasan, pemenggalan frase lagu ( 411 +95/, penguasaan jangkauan nada (ambitus), tehnik pembentukan suara, dan tehnik menggetarkan suara/vibrasi harus dilakukan dengan serius.
8. MUSIK LANGGAM
Pada umumnya masyarakat masih menyamakan antara musik keroncong dan musik langgam. Langgam memang merupakan varian dari musik keroncong. Namun, kedua jenis musik ini memiliki perbedaan yang mendasar.
9. MUSIK DANGDUT
Musik dangdut merupakan hasil dari interaksi budaya melayu, india, dan musik daerah Indoneisa yang melingkupinya. Musik tersebut berasal dari kelas bawah, kemudian berevolusi hingga mengalahkan jenis musik pop, rock, jazz, dan lainnya dalam jumlah penggemarnya. Tarian perut ala india diperkirakan bertransisi ke dalamnya hingga menjadi goyang dangdut. Karakteristik musik dangdut didapat dari bunyi ketipung yang terdengar 'ndang' dan 'nduut'. Musik ini terdengar mirip dengan musik ala india. Irama musiknya ringan, sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya untuk menggerak-gerakkan anggota badannya. Selain itu, syair lagunyapun mudah dicerna sehingga sangat mudah diterima oleh masyarakat pendengarnya. Aransemen musik dangdut juga dangat bervariasi dan beragam. Sentuhan tehnologi modern memperkaya nuansa musik dangdut dengan penambahan instrumenasi, model kostum, serta tehnik permainan instrumen musisi dangdut. Ini membuat dangdut semakin mekar dan menguasai pasaran serta media di Indonesia.
E. Mengenal komponis Indonesia
- komponis lagu perjuangan:
* W.R. Soepratman : Indonesia raya, ditimur matahari, palindra
* Ismail Marzuki : Indonesia Pusaka, sepasang mata bola
* C. Simanjuntak : Indonesia tetap merdeka, Tanah tumpah darahku
* L. Manik : Satu nusa satu bangsa, Desaku yang kucinta
* Sancaya H.R. : Palagan ambarawa, Indah tanahku
* H. Mutahar : Hari merdeka, Syukur, Hymne pramuka
* Ibu Sud : Hymne kemerdekaan, Berkibarlah benderaku
* Daljono : Bambu runcing, Bendera kita
* T. Prawit : Mengheningkan cipta, Bersatulah
- komponis lagu keroncong:
* Gesang : Lgm. Bengawan Solo, Lgm. Ali-ali
* Kelly puspito : Lgm. Keduwung, Kr. Tanah airku
* Hardiman : Lgm. Kesumaku, Lgm. Siapa itu, Kr. Laguku
* Sunarno : Kr. Bulan senja, Kr. Mesra, Kr. Harapan jaya
* R. Mardjo Kahar : Kr. Meratap hati, Stb. Merana
- komponis lagu pop (populer):
* A. Riyanto : Kemuning, Mimpi sedih, Angin malam
* Zaenal Arifin : Teluk bayur, Sebiduk di sungai musi
* Is Haryanto : Sepanjang jalan kenangan, Hilang permataku
* Melly Goeslow : Bunda, Jika, Ada apa dengan cinta
* Iwan Abdurrahman : Flamboyan, Melati dari jaya giri
- komponis lagu klasik dan seriosa:
* C. Simanjuntak : Citra, Maju Indonesia
* F.A Warsono : Senja semerah bara
* Ismail Marzuki : Wanita
* Syaiful Bachri : Lagu untuk anakku
- komponis lagu dangdut:
* H. Rhoma Irama : Begadang, Gelandangan, Mirasantika
* Fasal Dath ; Bisik-bisik tetangga, Ogah pulang
* Obbie Mesakh : Sakit gigi, Terlanjur basah
* Muchtar B : Suling bambu, Kabut november
* Asmin Cayder : Tembok derita, Jual beli
* Kuntet Mangkulangit : Terlena, Cukup sekali





---------------------------PRAKTIK MUSIK
A. Teknik Vokal
Dalam membawakan suatu lagu hendaknya kita lakukan seperti yang diinginkan penciptanya. Untuk itu, dalam menyanyikan suatu lagu kita perlu menguasai teknik vokal yang baik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik vokal, yaitu intonasi, artikulasi, pernafasan dan pembawaan.
1. Intonasi
Suatu lagu harus dimainkan/dinyanyikan dengan menggunakan intonasi yang tepat, yakni dengan pitch yang tepat. Bunyi nada yang tepat akan menghasilkan suara jernih serta enak didengar. Untuk membentuk intonasi yang baik diperlukan pendengaran yang baik untuk membantu menghasilkan nada yang jernih dan pitch; kontrol pernafasan terutama untuk dapat mencapai nada tinggi dan nada rendah secara optimal; rasa musikal agar penyanyi dapat mengikuti tempo, gerak, irama serta menembak nada dengan baik.
2. Artikulasi
Artikulasi berarti kejelasan nada dan kata-kata. Artikulasi merupakan teknik memproduksi suara yang baik dan mengucapkannya dengan jelas, nyaring dan merdu. Bila kita terbiasa berbicara dengan jelas, artikulasi dalam bernyanyi juga akan lebih jelas.
Syair lagu harus diucapkan dengan lafal jelas dan suara terbentuk. Pembentukan lafal syair dipengaruhi oleh alat-alat ucap: rongga hidung, langit-langit, lidah, bibir dan gigi. Sedangkan pembentukan suara dipengaruhi oleh paru-paru,'sekat ringga badan, pharinx (batang tenggorokan), rongga mulut, rongga hidung dan pita suara. Sumber suara manusia terdapat pada pita suara yang berbentuk selaput tipis, lentur dan melintang pada panglak tenggorokan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan artikulasi yang baik adalah sebagai berikut :
a. Sikap Badan
Sikap badan yang benar akan dapat membantu memperlancar sirkulasi udara sebagai pendorong utama terciptanya suara manusia. Sikap badan yang baik dalam bernyanyi adalah:
* duduk atau berdiri dengan sikap badan selalu tegak, bahu agak ditarik ke belakang
* badan dalam keadaan tidak tegang (rileks)
* bila berdiri kaki sedikit direntangkan dengan kepala sedikit diangkat
b. Posisi mulut
Bentuk dan posisi organ-organ mulut waktu memproduksi suara seperti berikut:
* mulut dibuka selebar tiga jari secara vertikal
* gigi seri atas tertutup setengah bagian oleh bibir atas
* bibir bawah menekan gigi seri bawah
* aliran udara diarahkan ke langit-langit keras
* lidah jangan terlalu ditarik ke belakang untuk menghindari suara kerongkongan
* bibir jangan melebar agar tidak bersuara sember
* turunkan rahang srendah mungkin dalam membuka mulut
3. Pernafasan
Pernafasan dalam menyanyi ada tiga macam, yakni pernafasan dada, pernafasan perut dan pernafasan diafragma. Dalam pernafasan dada, bagian tubuh yang mengembang adalah dada. Pernafasan ini jarang dilakukan seseorang dalam bernyanyi karena cepat kehabisan nafasdan mudah capek. Pernafasan dada sangat cocok bila digunakan untuk menghasilkan nada-nada rendah.
Jika yang dilakukan adalah pernafasan perut, bagian yang mengembang sudah tentu bagian perut. Biasanya pernafasan ini secara refleks dipergunakan orang pada saat tidur. Suara pernafasan yang dihasilkan dari pernafasan perut sangat keras, sehingga kurang baik diperfunakan dalam menyanyi.
Jenis pernafasan yang paling cicok digunakan dalam bernyanyi adalah pernafasan diafragma. Pernafasan ini memungkinkan kita menghasilkan suara murni dengan nafas yang panjang. Pernafasan diafragma juga dapat memperkecil ketegangan dalam dada, bahu dan leher sehingga dapat mengurangi resiko cedera.
Cara bernafas yang baik saat benyanyi adalah:
* waktu menarik nafas, bahu jangan terangkat dan badan jangan mengejang
* udara masuk disalurkan ke perut yang mengembung dan disimpan dalam diafragma
* usahakan udara keluar rata dan sehemat mungkin melalui mulut. Jangan tersendat-sendat
* tarik nafas pada akhir kalimat atau bagian kalimat yang memiliki frase
* bila nafas tidak kuat/kurang panjang, lakukan teknik mencuri nafas (cepat tanpa terdengar jelas) sehingga tidak merusak frase lagu
4. Pembawaan
Penyanyi yang baik hendaknya dapat membawakan lagu sesuai dengan isi dan jiwa yang ingin ditampilkan penciptanya. Ia hendaknya dapat meleburkan perasaannya kedalam lagu. Penyanyi harus dapat membuat penikmat dan pengamat seni terjangkiti perasaan yang dimaksud dan terpesona. Keberhasikan seorang penyanyi dalam mengungkapkan isi suatu lagu tergantung pada ketepatan interpretasi atau penafsiran tentang maksud dan tujuan yang melatar belakangi penciptaan lagu tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar