Merdeka.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI
Jakarta merilis korban tewas akibat banjir di Jakarta menjadi 23 jiwa.
Pekan lalu, BPBD masih mencatat sebanyak 13 orang tewas karena banjir di
Jakarta.
"Jumlah korban tewas akibat banjir di Jakarta
bertambah. Jika pekan lalu sekitar 13 jiwa, meningkat menjadi 23 jiwa,"
kata Kepala Seksi Informatika dan Pengendalian Bencana BPBD DKI Jakarta,
Bambang Surya Putra di Jakarta, Minggu (26/1).
Korban tewas
tersebut terdiri atas Jakarta Timur sebanyak 11 korban jiwa, satu di
Jakarta Selatan, Jakarta Pusat sebanyak tiga korban jiwa, Jakarta Barat
sebanyak tiga korban jiwa, dan Jakarta Utara sebanyak lima korban jiwa.
Berbagai penyebab kematian, kata dia, di antaranya hanyut terbawa arus, tenggelam, terjatuh, tersetrum listrik, dan sakit.
Beberapa
korban tewas, yakni H Masri (76) warga Kelurahan Bidaracina, Jakarta
Timur, meninggal karena sakit; Hidayat (35) warga Kelurahan Kampung
Melayu, Jakarta Timur, meninggal karena sakit; Asep (27) warga Kelurahan
Bintaro, Jakarta Selatan, meninggal karena terpeleset dan tenggelam;
dan Fatimah (5) warga Kelurahan Duri Kosambi, Jakarta Barat, meninggal
karena terperosok di saluran air.
"Kami meminta agar para korban banjir untuk berhati-hati, terutama apabila ada kabel terjuntai," kata dia.
Memasuki pekan kedua, banjir di Jakarta mulai surut. Jumlah pengungsi yang berada di 150 lokasi pengungsi sebanyak 38.079 jiwa.
Surutnya
air di Jakarta disebabkan makin berkurangnya intensitas hujan di
wilayah itu. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh kegiatan Teknik
Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta, BNPB,
dan BPPT.
Sebagian besar masyarakat yang kembali ke rumah disibukkan dengan kegiatan membersihkan rumah dari sisa lumpur akibat banjir.
Merdeka.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI
Jakarta merilis korban tewas akibat banjir di Jakarta menjadi 23 jiwa.
Pekan lalu, BPBD masih mencatat sebanyak 13 orang tewas karena banjir di
Jakarta.
"Jumlah korban tewas akibat banjir di Jakarta
bertambah. Jika pekan lalu sekitar 13 jiwa, meningkat menjadi 23 jiwa,"
kata Kepala Seksi Informatika dan Pengendalian Bencana BPBD DKI Jakarta,
Bambang Surya Putra di Jakarta, Minggu (26/1).
Korban tewas
tersebut terdiri atas Jakarta Timur sebanyak 11 korban jiwa, satu di
Jakarta Selatan, Jakarta Pusat sebanyak tiga korban jiwa, Jakarta Barat
sebanyak tiga korban jiwa, dan Jakarta Utara sebanyak lima korban jiwa.
Berbagai penyebab kematian, kata dia, di antaranya hanyut terbawa arus, tenggelam, terjatuh, tersetrum listrik, dan sakit.
Beberapa
korban tewas, yakni H Masri (76) warga Kelurahan Bidaracina, Jakarta
Timur, meninggal karena sakit; Hidayat (35) warga Kelurahan Kampung
Melayu, Jakarta Timur, meninggal karena sakit; Asep (27) warga Kelurahan
Bintaro, Jakarta Selatan, meninggal karena terpeleset dan tenggelam;
dan Fatimah (5) warga Kelurahan Duri Kosambi, Jakarta Barat, meninggal
karena terperosok di saluran air.
"Kami meminta agar para korban banjir untuk berhati-hati, terutama apabila ada kabel terjuntai," kata dia.
Memasuki pekan kedua, banjir di Jakarta mulai surut. Jumlah pengungsi yang berada di 150 lokasi pengungsi sebanyak 38.079 jiwa.
Surutnya
air di Jakarta disebabkan makin berkurangnya intensitas hujan di
wilayah itu. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh kegiatan Teknik
Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta, BNPB,
dan BPPT.
Sebagian besar masyarakat yang kembali ke rumah disibukkan dengan kegiatan membersihkan rumah dari sisa lumpur akibat banjir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar