Maldini Pali: Sayap Lincah yang Tak Egois
Ditulis oleh: Sirajudin Hasbi
Maldini Pali merupakan putra Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar). Kini dia menjadi pemuda paling diidolakan sekaligus menjadi panutan bagi pemuda Mamuju maupun Sulbar secara keseluruhan. Prestasinya bersama timnas U-19 saat Piala AFF U-19 dan Pra Piala Asia (PPA) U-19 telah memberi kebanggaan bagi masyarakat Sulbar dan Indonesia.
Bermain sebagai penyerang sayap kanan, Maldini mampu menunjukkan permainan terbaiknya di setiap laga. Meskipun tidak selalu bermain sejak menit awal tetapi kontribusi Maldini bagi tim sangat besar ketika dimainkan.
Saat Piala AFF U-19 lalu dirinya pernah bermain sebagai pemain inti maupun pemain pengganti. Dia bisa memberikan kontribusi yang sama baiknya. Indra Sjafri memang nampaknya sengaja untuk menyimpannya lebih dahulu dan baru memainkannya ketika serangan mulai buntu atau pertahanan lawan mulai kelelahan. Maldini yang memiliki pace dan kecepatan gocek bola tentu akan menyulitkan lawan untuk menjaganya.
Representasi Keunggulan Pesepakbola Indonesia
Bisa dibilang apa yang dimiliki oleh Maldini Pali merupakan kekhasan dari kekuatan pesepakbola Indonesia. Sejak era Tony Pogacnik melatih Indonesia di dekade 1950-an, bisa dikatakan kekuatan khas sepak bola Indonesia terletak pada lari jarak pendek di sisi sayap disertai dengan dribble bola yang bagus. Dan Maldini memiliki semua hal untuk menjadi pemain sayap yang ditakuti lawan.
Maldini Pali memiliki kecepatan. Mungkin kecepatan larinya bisa dibandingkan dengan penyerang Indonesia lainnya yang lebih senior seperti Andik Vermansyah, maupun Okto Maniani. Bedanya dengan dua pemain yang lebih senior tersebut adalah Maldini tidak terlalu egois ketika membawa bola dibuktikan dengan umpannya yang lebih baik kepada rekannya serta memiliki kemampuan umpan silang yang cukup baik. Saat laga melawan Korsel, Maldini melepaskan empat umpan silang dimana dua diantaranya berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh rekannya (data @labbola).
Untuk teknik membawa bolanya sudah tidak diragukan lagi. Maldini yang mulai belajar bermain sepak bola di SSB Manakarra ini sangat lihai dalam membawa bola dan mengelabui pertahanan lawan.
Dalam pertandingan menghadapi Korea Selatan sangat jelas kontribusi besar dari Maldini Pali. Dia memberi assist untuk gol kedua Indonesia yang dicetak oleh Evan Dimas. Dia juga memberi key passuntuk gol ketiga Indonesia. Prosesnya mirip. Evan memberi bola kepada Maldini yang lantas menusuk pertahanan Korsel lalu memberi umpan diagonal mendatar. Bedanya di gol kedua bola langsung diterima Evan Dimas sementara gol ketiga melalui bantuan sentuhan dari Muchlis.
Kedua gol itu menunjukkan kemampuan besar Maldini Pali. Sebagai penyerang sayap dia punya tugas melayani sang penyelesai, yang di timnas U-19 bisa Muchlis maupun Evan Dimas. Maldini yang punya kemampuan dribbling bagus ini membuat pertahanan Korsel longgar. Dia mampu melewati 2-3 pemain. Shim Jehyoek dan Seol Taesu yang seharusnya berperan sebagai gelandang bertahan dan menutup pergerakan Evan Dimas jadi harus mendukung bek kiri Korsel yang kerepotan menjaga Maldini sehingga ketika Maldini dijaga 2 atau 3 orang, Evan Dimas bisa lebih leluasa untuk menciptakan ruang bagi dirinya guna melepaskan tembakan.
Untuk meningkatkan kemampuannya, salah satu yang perlu benar-benar dilatih oleh Maldini adalah penyelesaian akhir. Akurasi tendangan ke gawang dan menyelesaikan peluangnya masih kurang jika dibandingkan Evan Dimas, Muchlis maupun Ilham Udin.
Terkait dengan kerjasama apiknya bersama dengan Evan Dimas selama Piala AFF U-19 dan PPA U-19 ini, Maldini menegaskan bahwa dirinya sudah sehati dengan Evan Dimas. Wajar saja karena keduanya sudah bermain bersama sejak usia mereka baru 15 tahun. Chemistry antar keduanya sudah terbentuk dengan baik sehingga sama-sama saling mengetahui kebiasaan masing-masing. Maldini tahu harus memberi umpan kemana dan seperti apa karena sudah hapal betul dengan gaya main dari Evan Dimas.
Perjalanan Karir Maldini Pali
Maldini Pali mungkin tidak terlahir dari keluarga yang kaya raya, tetapi dia pantas bersyukur tumbuh dalam keluarga yang sangat mencintai sepak bola. Orang tuanya, Pangloli Pali dan Esti Tambing merupakan penggemar berat sepak bola.
Namanya diambil dari legenda AC Milan, Paolo Maldini. Bahkan sempat diperkirakan saat dalam kandungan Maldini Pali memiliki saudara kembar. Ketika tahu akan punya anak kembar, kedua orang tuanya menyiapkan nama Mancini Pali. Tetapi, ternyata Maldini tidak terlahir sebagai anak kembar.
Orang tuanya bekerja sebagai pegawai rendahan di Biro Hukum kantor Gubernur Sulbar. Dia memiliki dua adik yaitu Delvi Aditia dan David Peprigo. Keluarganya sederhana, tapi beruntung bagi Maldini dia memperoleh dukungan penuh dari keluarga untuk mengembangkan bakat sepak bolanya.
Saat SMA, Maldini pindah sekolah ke SMA Ragunan di Jakarta untuk mengembangkan bakat sepak bolanya. Dia lalu lolos dalam rekrutmen pemain Indonesia Football Academy (IFA). Maldini bahkan menjadi salah satu dari tiga pemain Indonesia yang sempat berlatih di Leicester City, Inggris, selama tiga bulan.
Namun, semuanya tidak berjalan mulus. Sepulangnya ke Indonesia, IFA dibubarkan. Tetapi Maldini Pali tidak patah semangat. Dia tetap giat berlatih sembari bersekolah. Akhirnya titik terang kembali datang saat dirinya terpilih masuk Sociedad Anonima Deportiva (SAD) yang berlatih dan berkompetisi di Uruguay.
Berkat peningkatan kemampuannya, Maldini terpilih masuk timnas Indonesia U-17 dan U-19. Maldini turut mengantarkan Indonesia menjuarai Piala AFF U-19 setelah mengalahkan Vietnam dalam drama adu penalti yang berkesudahan 7-6 untuk Garuda Muda. Pengagum Lionel Messi ini pun berkontribusi penting dalam PPA U-19.
Menginspirasi Kegairahan Olahraga di Mamuju
Pemilik nomor punggung 15 ini tidak hanya berhenti di situ. Maldini mampu memberi inspirasi terhadap bergairahnya sepak bola di Mamuju, Sulbar.
Pemuda bertinggi 168cm ini diberi hadiah rumah mewah seharga Rp680 juta dari gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh. Menurut Adnan, rumah yang berada di Perumahan Mutiara Gading, Mamuju itu diberikan setelah dirinya berkonsultasi dengan wakil gubernur, sekda dan pimpinan DPRD Sulbar.
Tidak hanya itu, ke depan Pemprov dan DPRD Sulbar untuk APBD 2014 akan mengalokasikan dana guna membeli lahan dua hektar untuk kampung atlet berprestasi nasional dan internasional. Pemda Sulbar pun akan lebih memikirkan olahraga untuk prestasi ke depannya. Mamuju dan Sulbar secara keseluruhan yang selama ini kurang bergairah di bidang olahraga pun seketiga bergairah berkat prestasi yang ditorehkan oleh Maldini Pali.
Prestasi Maldini pun turut menggairahkan sepak bola Mamuju. Persemaju, klub asal Mamuju hingga kini masih berkutat di Divisi I. Alhasil masyarakat di Mamuju dan daerah lain Sulawesi Barat lebih dekat dengan PSM Makassar. Sulawesi Barat sendiri merupakan pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan pada 2004 lalu.
Selama libur Maldini berlatih bersama rekan-rekannya di SSB Manakarra, Sulbar. Dia mengikuti setiap arahan dari pelatih Manakarra, M. Irfan Rahman, seperti latihan tanpa bola untuk melatih reaksi kecepatan, melompat, gerak tipu dengan dan tanpa bola, serta penyelesaian akhir. M. Irfan Rahman merupakan pelatih sejak Maldini belum genap 12 tahun. Semenjak kehadiran Maldini, latihan SSB Manakarra pun lebih lama satu jam. Jika sebelumnya dimulai pukul 3 sore maka sekarang pukul 2, anak-anak sudah berkumpul. Ini berkat Maldini yang memotivasi anak-anak SSB Manakarra untuk lebih giat berlatih demi perkembangan yang lebih baik.
Maldini dan Timnas U-19 memang telah menjadi motivasi baru bahwa masih ada yang bisa dibanggakan dari Indonesia. Negeri yang sedang mengalami keterpurukan di segala lini kehidupannya. Semoga kegairahan untuk maju di bidang olahraga ini bisa terus bertahan dan benar-benar menghasilkan banyak prestasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar