Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 28 Februari 2014


Sabtu, 1 Maret 2014
Diego Costa: Italia Lawan Ideal untuk Spanyol
Penulis: Ary Wibowo | Sabtu, 01 Maret 2014 | 03:39 WIB
Dibaca:
|
Share:
AFP/GIUSEPPE CACACE
Striker Atletico Madrid, Diego da Silva Costa (kanan), melakukan tendangan salto ke gawang AC Milan pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions di San Siro, Rabu (19/2/2014). Costa mencetak gol tunggal Atletico yang menang 1-0.
MADRID, KOMPAS.com — Penyerang Spanyol Diego Costa mengaku antusias menyambut pertandingan persahabatan antara timnya dan Italia, di Vicente Calderon, 6 Maret 2014. Menurutnya, Italia adalah lawan ideal untuk menyiapkan diri menghadapi Piala Dunia 2014.

"Aku sangat senang bertemu dengan skuad (Spanyol)," ujar Costa.

"Bagiku, ini akan menjadi istimewa karena banyak hal. Ini akan menjadi laga pertamaku bersama Spanyol. Kami akan bermain di Vicente Calderon yang merupakan markas klubku (Atletico Madrid) dan kami akan menghadapi lawan penting, Italia."

"Italia tampaknya merupakan lawan yang ideal untuk menyiapkan diri menghadapi Piala Dunia. Mereka tentunya akan berjuang meraih trofi," tuturnya.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Bola Brasil 2014
Sumber :
Editor : Tjatur Wiharyo

Minggu, 26 Januari 2014

'Suatu saat nanti, sepakbola Indonesia bisa ungguli Spanyol'

'Suatu saat nanti, sepakbola Indonesia bisa ungguli Spanyol'Merdeka.com - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo yakin prestasi sepakbola Indonesia bisa mengungguli Timnas Spanyol, suatu saat nanti. Syaratnya, sepakbola Indonesia harus dikelola dengan baik dan profesional.

Dalam data yang dijabarkan oleh Soekarwo, pengangguran atau masyarakat miskin di Spanyol mencapai 22 persen. Sedangkan tingkat pengangguran atau masyarakat miskin di Jatim mencapai 44 persen. Namun dari segi pertumbuhan ekonomi, Jatim unggul dari Spanyol.

Pertumbuhan ekonomi Jatim pada 2013 mencapai 7,7 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Spanyol hanya 1,2 persen. Meski lebih rendah, namun masyarakat Spanyol ternyata bisa hidup dari industri sepakbola mereka.

"PSSI-nya Spanyol luar biasa. Kalau Indonesia maju, bisa ungguli Spanyol. Asalkan (sepakbolanya) harus dikelola dengan baik," ucap Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Dengan gambaran itu, Soekarwo berharap dunia sepakbola Indonesia lebih maju dan memberi warna dan prestasi yang membanggakan bangsa, "Sepakbola itu olahraga yang paling cepat membangun nasionalisme," tutupnya. (faw/hsw)

Jelang sidang, Hakim Neymar bergerak cepat cari bukti

Jelang sidang, Hakim Neymar bergerak cepat cari bukti 
Merdeka.com - Menjelang sidang kasus transfer Neymar, pihak pengadilan tinggi di Spanyol bergerak sigap mengumpulkan beberapa dokumen penting yang bakal bisa digunakan sebagai bukti otentik untuk menguatkan dugaan "simulasi kontrak" yang dilakukan oleh Presiden Barcelona, Sandro Rosell.

Dokumen yang diminta oleh pihak pengadilan antara lain, bukti dokumentasi mengenai transfer dari FIFA, salinan kontrak tertulis yang dipegang oleh pemain bersangkutan, yang seharusnya mencantumkan klausul khusus yang menguntungkan perusahaan milik ayahnya, serta meminta dokumen transfer yang kini dipegang oleh Santos.

Sebagai bagian dari transfer Neymar, Barcelona juga disebut memiliki hak atas tiga pemain muda Santos yang mereka pilih, senilai 7,9 juta Euro serta kewajiban untuk melaksanakan laga persabahatan dengan klub asal Brasil tersebut seniai 9 juta Euro.

Hingga kabar ini diturunkan oleh Inside Spanish Football, Presiden Sandro Rosell masih belum mendapat panggilan dari pengadilan. (isf/rer)

BPBD: Korban tewas akibat banjir Jakarta menjadi 23 orang

 BPBD: Korban tewas akibat banjir Jakarta menjadi 23 orangMerdeka.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta merilis korban tewas akibat banjir di Jakarta menjadi 23 jiwa. Pekan lalu, BPBD masih mencatat sebanyak 13 orang tewas karena banjir di Jakarta.

"Jumlah korban tewas akibat banjir di Jakarta bertambah. Jika pekan lalu sekitar 13 jiwa, meningkat menjadi 23 jiwa," kata Kepala Seksi Informatika dan Pengendalian Bencana BPBD DKI Jakarta, Bambang Surya Putra di Jakarta, Minggu (26/1).

Korban tewas tersebut terdiri atas Jakarta Timur sebanyak 11 korban jiwa, satu di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat sebanyak tiga korban jiwa, Jakarta Barat sebanyak tiga korban jiwa, dan Jakarta Utara sebanyak lima korban jiwa.

Berbagai penyebab kematian, kata dia, di antaranya hanyut terbawa arus, tenggelam, terjatuh, tersetrum listrik, dan sakit.

Beberapa korban tewas, yakni H Masri (76) warga Kelurahan Bidaracina, Jakarta Timur, meninggal karena sakit; Hidayat (35) warga Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur, meninggal karena sakit; Asep (27) warga Kelurahan Bintaro, Jakarta Selatan, meninggal karena terpeleset dan tenggelam; dan Fatimah (5) warga Kelurahan Duri Kosambi, Jakarta Barat, meninggal karena terperosok di saluran air.

"Kami meminta agar para korban banjir untuk berhati-hati, terutama apabila ada kabel terjuntai," kata dia.

Memasuki pekan kedua, banjir di Jakarta mulai surut. Jumlah pengungsi yang berada di 150 lokasi pengungsi sebanyak 38.079 jiwa.

Surutnya air di Jakarta disebabkan makin berkurangnya intensitas hujan di wilayah itu. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh kegiatan Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta, BNPB, dan BPPT.

Sebagian besar masyarakat yang kembali ke rumah disibukkan dengan kegiatan membersihkan rumah dari sisa lumpur akibat banjir.

Merdeka.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta merilis korban tewas akibat banjir di Jakarta menjadi 23 jiwa. Pekan lalu, BPBD masih mencatat sebanyak 13 orang tewas karena banjir di Jakarta.

"Jumlah korban tewas akibat banjir di Jakarta bertambah. Jika pekan lalu sekitar 13 jiwa, meningkat menjadi 23 jiwa," kata Kepala Seksi Informatika dan Pengendalian Bencana BPBD DKI Jakarta, Bambang Surya Putra di Jakarta, Minggu (26/1).

Korban tewas tersebut terdiri atas Jakarta Timur sebanyak 11 korban jiwa, satu di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat sebanyak tiga korban jiwa, Jakarta Barat sebanyak tiga korban jiwa, dan Jakarta Utara sebanyak lima korban jiwa.

Berbagai penyebab kematian, kata dia, di antaranya hanyut terbawa arus, tenggelam, terjatuh, tersetrum listrik, dan sakit.

Beberapa korban tewas, yakni H Masri (76) warga Kelurahan Bidaracina, Jakarta Timur, meninggal karena sakit; Hidayat (35) warga Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur, meninggal karena sakit; Asep (27) warga Kelurahan Bintaro, Jakarta Selatan, meninggal karena terpeleset dan tenggelam; dan Fatimah (5) warga Kelurahan Duri Kosambi, Jakarta Barat, meninggal karena terperosok di saluran air.

"Kami meminta agar para korban banjir untuk berhati-hati, terutama apabila ada kabel terjuntai," kata dia.

Memasuki pekan kedua, banjir di Jakarta mulai surut. Jumlah pengungsi yang berada di 150 lokasi pengungsi sebanyak 38.079 jiwa.

Surutnya air di Jakarta disebabkan makin berkurangnya intensitas hujan di wilayah itu. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh kegiatan Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta, BNPB, dan BPPT.

Sebagian besar masyarakat yang kembali ke rumah disibukkan dengan kegiatan membersihkan rumah dari sisa lumpur akibat banjir.